Pertanian Purba, Model Ramah Lingkungan Mendukung Terjaganya Kesehatan Manusia Berkelanjutan

- Admin

Kamis, 2 November 2023 - 12:32 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Ruang Sukabumi –Menindaklanjuti kegiatan audiensi metode pertanian purba dari PANELTECH.US, Jumat, (27/10/ 2023) dilakukan kunjungan dan peninjauan lapangan terkait metode pertanian purba dan pengelolaan sampah untuk pupuk organik yang berlokasi di Gunung Aseupan/Gunung Jati Jl. Cigintung Hilir Rt. 026/06 Desa Cijurey Kec. Gegerbitung, Rabu, 1 Nopember 2023 J

Seperti ditekankan dalam pertemuan sebelumnya, Sebagai negara agraris, Indonesia adalah negara dengan tanah yang subur. Artinya Indonesia memiliki modal potensial untuk menjadi negara maju dalam bidang pertanian. Secara umum Jenis pertanian yang sering diterapkan oleh masyarakat adalah pertanian konvensional dan pertanian organik

Dalam tataran praktis, dalam pertanian konvensional, para petani biasanya menggunakan bahan-bahan yang mengandung kimia untuk mempercepat proses panen tanaman serta mendapatkan produktivitas secara maksimal. Sedangkan sistem pertanian konvensional, bahan yang digunakan untuk membantu pertumbuhan tanaman adalah bahan alami sehingga relatif lebih aman dari perspektif kesehatan dan lingkungan berkelanjutan.

Namun faktanya, budaya tani konvensional malah menjadi faktor utama yang menghambat dan berdampak buruk bagi kualitas tanah.

Hal tersebut tentu menjadi masalah bagi lingkungan dan memberikan dampak negatif jangka panjang, Keresahan ini, membuat Prof. Deden lesmana sebagai pengabdi alam/penyedia dan aplikator konsorsium MOL, sekaligus sebagai dosen pakar Fakultas Pertanian mengembangkan gaya bertani yang ramah akan lingkungan dengan nama Pertanian Purba.

Metode pertanian purba diyakini persingkat pola tanam.dan panen sehingga biaya bisa menjadi lebih hemat hingga 70% dengan cukup mengumpulkan sampah dan kotoran hewan.

Menurut Deden, metode pertanian purba adalah pertanian ramah lingkungan, ekonomis dan sehat, pertanian yang cukup mendasar ketika manusia pertama kali di muka bumi, segala-galanya tumbuh tanpa kimia, Metode pertanian purba mengedepankan dengan mikroba atau mikro-organisme lokal (MOL). Konsorsium MOL adalah kumpulan puluhan jenis mikroorganisme yang hidup saling kerja sama dan mempunyai peran mengurai bahan-bahan organik alam menjadi bahan organik yang ramah lingkungan.

Wilayah Kab. Sukabumi, tepatnya di Desa Cijurey Kec Gegerbitung menjadi daerah percontohan atau pilot project penerapan Pertanian Purba. Model pertanian dengan ciri khasnya tanpa melakukan olah tanah, tanpa pemupukan kimia serta tanpa penggunaan pestisida ini diyakini kelak akan menjadi pioner majunya pertanian Indonesia.

Hal ini diungkapkan Kepala Bagian Sumber Daya Alam, Setda Kabupaten Sukabumi, Prasetyo. Dirinya menjelaskan bahwa penerapan model pertanian purba sebagaimana tujuan dasarnya adalah terciptanya hidup sehat tanpa residu kimia. Karena kualitas terbaik manusia adalah memiliki derajat kesehatan yang memadai.

Mengenai tujuan dasar pertanian purba ini disampaikan Prasetyo saat menghadiri kunjungan lapangan tentang metode pertanian purba dan pengelolaan sampah untuk pupuk organik di Desa Cijurey Kec. Gegerbitung

” Saat ini di Kab Sukabumi sedang melakukan tahap transfer knowladge ke para Poktan di Desa Cijurey Kec Gegerbitung dengan melaksanakan kelas khusus pertanian purba dan pembuatan MOL,

Di harapkan ke depan terdapat desa desa organik sehingga menjadikan kabupaten Sukabumi menuju Kab Konservasi” ungkapnya

Selain itu, lanjut Prasetyo, efek sistemik metode pertanian purba merupakan salah satu solusi dalam ketahanan pangan dan peningkatan produktivitas yang ramah lingkungan dan berorientasi kelestarian masa depan

Bertani purba, bertani sehat.

Berita Terkait

Paripurna ke 3 DPRD Kabupaten Sukabumi Menetapkan Fraksi-fraksi Masa Jabatan 2024 – 2029
Bapenda Sosialisasikan Analisis Penyempurnaan ZNT, Tingkatkan Pencapaian Pajak Daerah
Ini Nama Warga dan Kadus Pemenang Umroh Gebyar Sipenyu Bapenda Kab. Sukabumi
Iwapi Dorong Penguatan Pemasaran Digital bagi UMKM di Pasirhalang Sukaraja
Gelar Rapat Pertama DPRD Kabupaten Sukabumi Tahun 2024
Sekda Ade Sebut Alun-alun Gado Bangkong Akan Jadi Ikon Sukabumi
Trade Fair dan Creative Festival 2024, Bupati” Mengungkit Perekonomian Masyarakat”
Rakor Sinergitas Kewilayahan IV, Bupati Sampaikan Informasi Strategis Terkait Pembangunan
Berita ini 8 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Kamis, 5 September 2024 - 23:34 WIB

Paripurna ke 3 DPRD Kabupaten Sukabumi Menetapkan Fraksi-fraksi Masa Jabatan 2024 – 2029

Kamis, 5 September 2024 - 07:53 WIB

Bapenda Sosialisasikan Analisis Penyempurnaan ZNT, Tingkatkan Pencapaian Pajak Daerah

Senin, 2 September 2024 - 11:14 WIB

Ini Nama Warga dan Kadus Pemenang Umroh Gebyar Sipenyu Bapenda Kab. Sukabumi

Selasa, 20 Agustus 2024 - 16:54 WIB

Iwapi Dorong Penguatan Pemasaran Digital bagi UMKM di Pasirhalang Sukaraja

Senin, 12 Agustus 2024 - 23:01 WIB

Gelar Rapat Pertama DPRD Kabupaten Sukabumi Tahun 2024

Berita Terbaru

News

Gelar Rapat Pertama DPRD Kabupaten Sukabumi Tahun 2024

Senin, 12 Agu 2024 - 23:01 WIB